Sunday, January 29, 2012

Sakitnya Sakaratul Maut

" Allah merahsiakan saat kematian kita, adalah untuk melihat sejauh mana kita melaksanakan amalan yang telah ditetapkan kepada kita dan sedalam mana pula kita meninggalkan larangannya. Manusia yang hatinya sentiasa ingatkan mati, akan melaksanakan tugas yang telah diamanahkan kepadanya dengan lebih jujur, bersungguh-sungguh dan ikhlas untuk mendapat keredhaan Allah.

Manusia begini sentiasa merasai setiap tingkah lakunya diperhatikan oleh Allah SWT. Dan ia juga mengetahui setiap tanggungjawab dan amanah yang dipikul akan ditanya satu persatu oleh Allah di akhirat kelak.

Kesakitan bila nyawa dicabut oleh malaikatul maut tidak dapat dibayangkan sama sekali. Walau bagaimanapun Rasulullah mengingatkan tentang mati dan keseksaannya, maka sabda Baginda: Iaitulah sakitnya tiga ratus kali tetakan pedang." Bayangkanlah jika kita ditetak atau dipukul dengan kayu, rotan mahupun besi bukan banyak, cuma sekali saja, itupun sudah tidak dapat digambarkan kesakitannya. Inikan pula ditetak dengan tiga ratus tetakan.

Bayangkanlah sendiri. Cuba kita tanggalkan pula kuku daripada isinya, pastinya sakit tidak tertahan. Daging disiat-siat dan dilapah hidup-hidup, dahaga yang amat sangat sehingga air lautan di dunia ini tidak mampu menghilangkannya. Semuanya ini cuma secebis dari perbandingan kesakitan maut, malah beribu-ribu kali lebih sakitnya daripada itu. 

"Pada suatu hari malaikatul maut datang untuk bertemu dengan Nabi Idris as lalu Nabi Idris meminta agar malaikatul maut mencabut nyawanya dan kemudian Allah menghidupkannya kembali. Permintaan ini dilakukan untuk Nabi Idris as mengetahui kesakitan sakaratul maut agar taqwanya lebih mendalam dan teguh lagi. Maka Allah memberikan wahyu kepada malaikatul maut supaya mencabut nyawa nabi Idris dan dia meninggal ketika itu juga.
Malaikatul maut menangis dan memohon kepada Allah supaya Dia (Allah) menghidupkan kembali Nabi Idris lalu dimakbulkan Allah. Setelah di dapati Nabi Idris as sudah hidup kembali, malaikatul maut bertanya: "Ya saudaraku, bagaimana rasanya kesakitan maut?"

Jawab Nabi Idris: "Sesungguhnya jika dibandingkan sakit terkelupasnya kulit dalam keadaan hidup-hidup dan rasa sakit menghadapi maut adalah 1000 kali sakitnya." Kata malaikat maut: "Sesungguhnya saya melakukan dengan secara berhati-hati dan tidak kasar apabila mencabut nyawa engkau itu dan belumlah pernah aku lakukan terhadap seseorang pun."

Dirawayatkan lagi bahawa Nabi Isa as telah menghidupkan beberapa orang yang telah mati dengan keizinan Allah. Maka sebahagian orang kafir berkata: "Sesungguhnya engkau telah menghidupkan orang-orang yang telah mati yang masih baru, yang mungkin mereka itu belum benar-benar mati. Maka cuba hidupkan untuk kami orang yang telah mati seperti zaman yang awal dulu.

" Kata Nabi Isa as: "Cubalah kamu pilihkan?" Mereka berkata: Hidupkanlah untuk kami anak Nabi Nuh as (Sam bin Nuh)." Maka Nabi Isa as pergi ke kuburnya, lalu mengerjakan solat dua rakaat dan berdoa kepada Allah. Dan Sam bin Nuh dihidupkan kembali, tetapi rambut dan janggutnya sudah beruban. Nabi Isa as hairan kenapa jadi begitu.

Berkata Sam bin Nuh:
"Saya telah mendengar panggilanmu dan saya mengira hari kiamat telah tiba, maka rambut dan janggut saya berubah menjadi putih seperti ini dari sebab takutnya hari kiamat. Berkata Nabi Isa as: "Sudah berapa tahun kau meninggal dunia?" Kata Sam: "Semenjak 4000 tahun lalu dan masih belum hilang sakit dari sakaratul maut."


Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.Pagi itu,walaupun langit telah mulai menguning,burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.Pagi itu,Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah,

"Wahai umatku,kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Makataati dan bertakwalah kepada-Nya.Kuwariskan dua perkara pada kalian,Al Qur'an dan sunnahku.Barang siapa mencintai sunnahku,bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku,akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang danpenuh minat menatap sahabatnya satu persatu.Saidina Abu Bakar as SiddiQ menatapmata itu dengan berkaca-kaca,Saidina Umar al-Khattab dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Saidina Usman bin Affan menghela nafas panjang dan Saidina Ali b ABi Talib menundukkan kepalanya dalam-dalam.Isyarat itu telah datang,saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia.Tanda-tanda itu semakin kuat,tatkala Saidina Ali dan Saidina Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.Disaat itu,kalau mampu,seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi,tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup.Sedang didalamnya,Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,"Maafkanlah,ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata danbertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah ayahku,orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu,Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.Seolah olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah,dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri,tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril,jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka,para malaikat telah menanti rohmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega,matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir,wahai Rasul Allah,aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:

'Kuharamkan syurga bagi siapa saja,kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat,saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik.Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,urat-urat lehernya menegang.

"Jibril,betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh.


Fatimah terpejam,Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku,hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup,melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik,kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah,dahsyat nian maut ini,timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku,jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin,kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Saidina Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uusiikum bis salati,wa maa malakat aimanukum,peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,sahabat saling berpelukan.Saidatina Fatimah az-Zahra' menutupkan tangan di wajahnya, dan Saidina Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii,ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan,berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini,mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma solli 'ala Muhammad wabaarik wa salim 'alaihi.Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

 Oleh itu, untuk meringankan keseksaan roh ketika dicabut oleh malaikat maut, maka kita digariskan beberapa amalan tertentu yang perlu diamalkan.
  • Antaranya, sebelum tidur:Bacalah surah Al-Ikhlas 3X 
  • Selawat ke atas NabiMembaca tasbih Amalan harian: Sentiasa membaca Al-Quran Memelihara solat terutama solat fardu Menghormati (jangan bercakap) waktu azan diperdengarkan Membaca tasbih Membanyakkan sedekah Sentiasa berzikir menyebut Allah.
Amalan yang perlu dijauhi:
  • Dusta 
  • Khianat
  • Mengadu domba
  • Kencing berdiri Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: "Bersuci kamu sekalian dari buang air kecil kerana sesungguhnya kebanyakkan seksa kubur itu dari sebab buang air kecil.
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan RasulNya,seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka...

No comments:

Post a Comment