اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Di Kebun Anggur
Melihat penderitaan yang begitu getir dialami Rasulullah SAW, Utbah dan Syaibah merasa hiba. Mereka menyuruh seorang budak suruhan mereka untuk memberikan buah anggur kepada Rasulullah SAW
Rasulullah SAW menghulurkan tangannya untuk memgambil anggur seraya mengucap, "Bismillah"
Budak suruhan itu terkejut kehairanan mendengar ucapan itu
"Kata-kata itu tidak pernah diucapkan oleh penduduk negeri ini", ujarnya
Kemudian, Rasulullah SAW bertanya kepada budak suruhan itu. siapa namanya dan dari negeri mana dia berasal, serta apa agamanya
"Namaku Addas, aku berasal dari Niniveh di Mesopotamia. Aku beragama Nasrani"
Rasulullah SAW kemudian berkata lagi, "Dari negeri baik-baik, Yunus bin Matta"
Dengan rasa hairan yang lebih besar daripada sebelumnya, Addas bertanya, "Dari mana Tuan tahu nama Yunus bin Matta?"
"Dia saudaraku", jawab Rasulullah SAW. "Dia seorang nabi dan aku juga seorang nabi"
Mendengar jawapan dari Rasulullah SAW, hati Addas dipenuhi rasa terharu yang teramat. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia mencium kepala, tangan dan kaki Rasulullah SAW
Utbah dan Syaibah memerhatikan suasana itu dengan hairan
"Lihat, dia menghasut Addas", kata Syaibah
Ketika Addas kembali, mereka bertanya dengan marah, "Mengapa pula engkau cium kepala, tangan dan kaki orang itu?"
"Itulah lelaki yang paling baik di negeri ini", jawab Addas. "Dia mengatakan sesuatu yang hanya diketahui oleh para nabi"
Utbah dan Syaibah saling memandang sebelum berkata dengan marah, "Addas, jangan sampai orang itu memalingkan engkau dari agamamu. Agamamu itu lebih baik daripada agamanya"
Saat Paling Getir
Jibril AS dan Malaikat Penjaga Gunung, menawarkan diri untuk menghancurkan Tha'if. Namun, Rasulullah SAW menolak, Baginda SAW bahkan mendoakan kebaikan bagi penduduk Tha'if
Kembali ke Mekah
Setelah Abu Thalib meninggal, Abu Lahab-lah yang terpilih sebagai pemimpin kabilah Bani Hasyim. Abu Lahab terus mengumumkan kepada khalayak ramai bahawa Bani Hasyim kini tidak lagi melindungi Rasulullah SAW. Hal itu bererti Rasulullah SAW boleh dianiaya, bahkan boleh dibunuh oleh sesiapa pun dan tidak akan ada yang menuntut balas kematiannya
Dalam perjalanan kembali ke Mekah, keadaan Nabi Muhammad SAW yang tanpa perlindungan ini merisaukan Zaid RA. Zaid RA pun bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang akan kita lakukan jika kita kembali ke Mekah tanpa perlindungan? Aku khuatir jika mereka akan berbuat sewenang-wenangnya kepada Kamu ya Rasulullah"
Rasulullah SAW memandang Zaid RA dengan ceria sambil berkata dengan penuh yakin, "Allah akan melindungi agama dan Rasul-Nya"
Tiba-tiba di luar Mekah, melalui seorang penduduk, Rasulullah SAW menghubungi Al Akhnas bin Syariq untuk menanyakan apakah dia mahu memberi perlindungan. Namun, Al Akhnas menolak. Rasulullah SAW kemudian menghubungi Suhail bin Amr dari Bani Amr bin Lu'ay, tetapi dia juga menolak. Akhirnya Al Muth'im bin Adi bersedia untuk memberi perlindungan
Esok paginya, Al Muth'im menuju Kaabah dan mengumumkan perlindungannya. Abu Lahab datang dan membangkang dengan ejekan, "Kamu memberi perlindungan atau menjadi pengikutnya?"
"Kami memberi perlindungan kepada orang yang seharusnya engkau lindungi", jawab Al Muth'im
Suatu hari, Rasulullah SAW pergi ke Kaabah, Abu Jahal melihatnya dan berseru kepada sekumpulan orang Quraisy dengan nada menghina. "Wahai keturunan Abdu Manaf, inilah Nabi kalian"
Memahami sindiran itu, Utbah bin Rabi'ah berkata, "Peduli apa pula engkau, apakah kita ini mempunyai seorang nabi atau raja?"
Rasulullah SAW mendekati keduanya dan berkata, "Wahai Utbah, demi Allah ucapanmu adalah tanggunganmu sendiri. Sementara untukmu, Abu Jahal, nasib buruk akan menimpamu sehingga kelak engkau akan sedikit tertawa dan banyak menangis"
Saat Penuh Perjuangan
Setelah Abu Thalib meninggal, ruang gerak dakwah Rasulullah SAW di Mekah semakin sempit. Baginda SAW pun cuba mengalihkan dakwah Islam ke suku-suku Arab lain yang sering datang ke Mekah pada bulan-bulan haji
Setiap hari Rasulullah SAW mengunjungi perkemahan Badui, setiap kali itu pula Abu Lahab mengikuti Baginda SAW. Setelah Baginda SAW beranjak pergi, Abu Lahab mendekati dan berkata, "Orang yang tadi hanya ingin menukar kepercayaan kamu kepada Latta dan Uzza, serta jin-jin sekutu kamu, dengan agama sesat yang dibawanya"
Seorang pemuka kabilah Badui pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Kalau kami jadi pengikut-Mu dan Tuhan memberi-Mu kemenangan menghadapi lawan-Mu, apakah kami akan berkuasa setelah Kamu?"
Rasulullah SAW menjawab, "Kekuasaan adalah pemberian Allah ketika Dia menghendaki"
Dengan muka masam, pemimpin kabilah itu berkata, "Aku rasa, kamu mengharapkan kami melindungi kamu dari orang Badui dengan dada kami, lalu jikalau kamu menang maka orang lain akan memetik untung! Tidak, terima kasih"
No comments:
Post a Comment