Monday, March 8, 2021

KISAH RASULULLAH SAW - Siri 33

 


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


Umar RA Dan Hamzah RA Hijrah 


Akhirnya berangkatlah kaum muslimin secara berperingkat. Yang tinggal di Mekah saat itu hanyalah Rasulullah SAW, Abu Bakar RA, Ali bin Abi Thalib RA, Hamzah RA, Umar bin Khattab RA, dan beberapa orang yang tidak dapat melepaskan diri. Ketika Abu Bakar RA meminta izin untuk berhijrah, Rasulullah SAW menjawab, "Jangan tergesa-gesa, mungkin Allah memerintahkan aku berhijrah dengan disertai seorang kawan"


Akhirnya, Hamzah RA pun berangkat bersama beberapa orang. Namun, berbeza dengan saudara-saudara muslimnya yang berangkat dengan sembunyi-sembunyi. Hamzah bin Abdul Mutthalib RA berangkat secara terang-terangan sambil menyandang pedang. Sorot matanya seolah-olah berkata, "Siapa pun yang berani menghalangku pergi, akan menghadapi tebasan pedang!". Melihat sorot mata itu, tiada seorang Quraisy pun yang berani bertanya


Setelah itu, Umar bin Khattab RA pun menyusul. Dia pergi bersama beberapa orang yang lemah dan miskin yang tidak mungkin dibiarkan pergi jika dikawal seorang pelindung yang disegani Quraisy


Sambil menyandang pedang, meletakkan busurnya di pinggang. Umar bin Khattab RA pergi melalui Ka'bah. Tangannya menggenggam anak-anak panah. Di hadapan para pembesar Quraisy yang sedang duduk di situ, dia berkata, "Siapa di antara kamu yang ingin ibunya merasakan kematian anaknya, yang ingin anaknya menjadi yatim dan isterinya menjadi janda, temuilah aku di belakang lembah ini"


Namun, tidak seorang pun yang berani menyahut cabaran itu. Melihat cabarannya tidak terjawab, Umar bin Khattab RA melompat ke atas kuda dan pergi memimpin rombongan hijrah. Kepergiannya diikuti renungan rasa takut dan benci pada yang memusuhi Islam


Kini, tinggallah Rasulullah SAW, Abu Bakar RA dan Ali bin Abu Thalib RA yang belum berhijrah. Melihat Rasulullah SAW sendirian, para pemuka Quraisy merancang sesuatu yang jahat untuk mencederakan Baginda SAW


Pada satu pertemuan yang di panggil Darun Nadwah, para pemimpin Quraisy berkumpul untuk menentukan sikap terhadap Rasulullah SAW


"Sudah berkali-kali kita membicarakan kepergian Muhammad dan pengikutnya ke Yathrib, tetapi sampai saat ini tidak ada satu pun tindakan yang boleh kita lakukan!", ujar seseorang 


"Betul, padahal persoalan ini begitu penting buat kita. Sedarilah oleh kamu semua, jika Muhammad dan pengikutnya berkumpul di Yathrib, suatu masa boleh saja mereka datang ke sini untuk menyerang kita!"


"Dan kafilah-kafilah dagang kita!", jerit yang lain. "Kafilah-kafilah dagang kita harus melalui daerah pinggiran Yathrib untuk sampai ke Syam! Apa jadinya jika perdagangan kita mereka tutup? Kita akan kelaparan dan menderita! Persis seperti kita mengurung Muhammad dan keluarganya selama beberapa tahun di Syi'ib Abu Thalib!"


Mereka rasa ketakutan bila membayangkan kemungkinan itu. Semuanya senyap membisu. Sampai akhirnya, seseorang memecahkan keheningan, "Kita harus segera bertindak! Kemukakan usul kamu semua tentang apa yang harus kita lakukan!"


"Masukkan dia di dalam kurungan besi dan tutup pintunya rapat-rapat, kemudian kita awasi biar dia mengalami nasib yang sama seperti penyair-penyair sepertinya sebelum dia, seperti Zuhair dan Nabighah!"


Pendapat ini tidak mendapat sokongan dari yang lain


"Kita usir saja dia keluar dari Mekah!"


Namun, nanti dia boleh bergabung dengan pengikutnya di Yathrib!


Akhirnya mereka menyetujui usul Abu Jahal yang sangat kejam, "Kita cari seorang anak muda yang kuat dan yang disegani dari setiap suku. Kemudian arahkan mereka menusuk Muhammad secara serentak dengan pedang-pedang yang telah diasah setajam mungkin. Bani Abdu Manaf dan Bani Hasyim tidak akan dapat membalas kematian Muhammad kerana seluruh suku di sini terlibat dalam pembunuhan itu! Paling tidak pun kita hanya harus membayar ganti rugi yang boleh kita tanggung bersama-sama!"


Persiapan Hijrah Rasulullah SAW


Pada hari yang dirancang untuk membunuh Rasulullah AAW. Jibril AS turun dan menyampaikan firman Allah SWT yang membongkar rencana Quraisy tersebut. Setelah itu, Jibril AS berkata, "Ya Rasulullah! Jangan kamu tidur malam ini di atas tempat tidur yang biasa, sesungguhnya Allah menyuruh kamu agar berangkat hijrah ke Yathrib"


Jibril AS juga menyatakan bahawa kawan hijrah Rasulullah SAW adalah Abu Bakar RA. Setelah mendengar perintah tersebut, tanpa membuang masa lagi, Rasulullah SAW pergi ke rumah Abu Bakar RA


Saat itu, tengah hari. Panas matahari terasa membakar kepala. Rasulullah SAW berjalan sambil menutup muka dan kepala. Tiba di depan rumah Abu Bakar RA, Baginda SAW segera memanggil-manggil sahabatnya itu 


Abu Bakar RA terkejut, "Rasulullah sampai sanggup datang di tengah panas yang amat menyengat begini, pasti ada sesuatu yang penting"


Tergesa-gesa Abu Bakar RA keluar menyambut Rasulullah SAW dan mempersilakan Baginda SAW masuk. Rasulullah SAW duduk dan berkata, "Allah telah mengizinkan aku keluar dan hijrah"


Dengan hati yang berdebar dan penuh harap, Abu Bakar RA bertanya, "Berkawan dengan ..... aku ya Rasulullah?"


Rasulullah SAW tersenyum, "Ya dengan izin Allah"


Saat itu juga, Abu Bakar RA menangis kerana begitu bahagia. Sudah berbulan lamanya sia berharap agar Allah SWT memberinya kehormatan untuk menemani hijrah Rasulullah SAW. Saat ini, impiannya itu menjadi kenyataan


Abu Bakar RA bangkit dan menunjukkan dua ekor unta yang sangat bagus, "Ya Rasulullah, ambillah salah satu dari kedua ekor unta ini untuk tunggangan kamu"


Rasulullah SAW kemudian memilih seekor unta dan Baginda SAW namakan Al-Qushwa. Abu Bakar RA segera berkemas. Beliau memerintahkan kedua puterinya, iaitu Aisyah RA dan Asma RA, untuk membantu menyiapkan bekalan 


Rasulullah SAW dengan segera kembali ke rumah dan memanggil Ali bin Abi Thalib RA. Baginda SAW berpesan agar Ali RA mengembalikan semua barang orang-orang yang sebelumnya ditumpangkan kepada Rasulullah SAW


Pemandu


Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA menyewa seorang pemandu atau penunjuk jalan bernama Abdullah bin Uraiqith. Dia termasuk orang Quraisy yang tinggal di luar kota Mekah. Dia hafal benar jalan-jalan dan situasi di daerah itu. Dia masih seorang musyrik, tetapi boleh dipercayai


Daya Tahan Rasulullah SAW


Hijrah menandai berakhirnya di Mekah dalam dakwah Rasulullah SAW. Selama 13 tahun berdakwah di Mekah, Rasulullah SAW telah menunjukkan daya tahan, kesabaran, dan ketabahan yang luar biasa. Baginda SAW menerima semua perlakuan buruk orang kafir selama bertahun-tahun tanpa amarah, apalagi hingga patah semangat

No comments:

Post a Comment