Tuesday, March 9, 2021

KISAH RASULULLAH SAW - Siri 34

 

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


Dikepung


Abu Bakar RA berpesan kepada puteranya, Abdullah, agar setiap hari mendengarkan rencana-rencana Quraisy saat mereka tahu Rasulullah SAW telah berangkat hijrah :


"Abdullah, setiap petang pergilah ke Gua Tsur tempat Rasulullah dan aku bersembunyi. Ajaklah adikmu, Asma. Suruh dia membawa makanan untuk kami"


Abu Bakar RA juga berpesan pada pembantunya, Amir bin Fuhaira, agar menjaga kambing-kambingnya di Gua Tsur selama Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA bersembunyi di situ. Tugas Amir memerah susu kambing untuk minuman Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA, sekaligus memberi peringatan jika orang-orang Quraisy itu datang 


Malam pun tiba, Rasulullah SAW telah bersiap-siap. Baginda SAW meminta Ali bin Abu Thalib RA untuk tidur di atas tempat tidur Baginda SAW dan menggunakan selimut yang biasa Baginda SAW gunakan


Kemudian, datanglah para pembunuh ke rumah Rasulullah SAW. Mereka adalah para pemuda gagah yang berasal dari pelbagai kabilah. Pembunuh-pembunuh itu bersenjata lengkap dan mengepung rumah Rasulullah SAW dari segala penjuru: depan, belakang, dan tepi. Disertai para ketua kabilah, jumlah semuanya hampir seratus orang. Nampaknya tidak ada ruang sedikit pun untuk melepaskan diri


Menurut sebuah riwayat, salah seorang dari mereka mengintai ke dalam rumah Rasulullah SAW dengan memanjat. Konon, setiap kali dia memanjat, terdengarlah suara tangis seorang anak perempuan. Orang itu pun segera turun. Begitulah yang terjadi berkali-kali


Menurut adat kesopanan Quraisy, terhinalah seorang pahlawan yang memasuki rumah orang yang akan dibunuhnya dan hinalah seorang pahlawan yang sampai merosakan ketenteraman seorang perempuan. Budak perempuan tadi adalah salah seorang dari keluarga Rasulullah SAW yang terbangun dari tidurnya


Demikianlah, para pembunuh terus berusaha mengintai untuk memastikan apakah Rasulullah SAW masih berada di rumah atau tidak. Ketika melihat Ali bin Abu Thalib RA yang tidur dengan berselimut, mereka menyangka itu adalah Rasulullah SAW. Dengan demikian, tenanglah mereka


Rasulullah SAW Melepaskan Diri


Ketika saatnya tiba, Rasulullah SAW keluar rumah dengan sangat perlahan. Baginda SAW mengambil segenggam pasir dan menaburkannya ke kepala para pengepung sambil membaca doa. Dengan pertolongan Allah SWT, para pengepung itu tidak dapat melihat Rasulullah SAW ke luar rumah. Bahkan semuanya jadi mengantuk dan tertidur. Rasulullah SAW pun pergi


Tidak lama kemudian, Abu Bakar RA datang. Setelah tahu apa yang terjadi, Abu Bakar RA segera menyusul Rasulullah SAW dan berjaya menemui Baginda SAW di tengah perjalanan menuju Gua Tsur. Pagi hampir tiba ketika tiba-tiba muncul seorang lelaki tua yang tidak seorang pun pernah melihatnya. Orang tua itu bersuara nyaring untuk membangunkan para pengepung, "Hai pemuda! Kamu semua di sini sedang menunggu apa? Mengapa kamu tertidur dengan lena sekali?"


"Kami sedang menunggu Muhammad! Bukankah dia masih tidur di dalam?"


Orang itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kasihan .... kasihan .... kasihan sekali kamu! Muhammad sudah pergi dari tadi setelah menaburkan pasir di kepala kamu!"


Para pemuda gagah itu bangkit, sambil membersihkan pasir di kepala mereka, "Aduh, pasir di kepala kita! Sungguh melampau!"


Salah seorang dengan keras mengetuk pintu rumah Rasulullah SAW. "Muhammad! Muhammad! Muhammad!"


Mereka kemudian menyerbu masuk dengan pedang terhunus. Hanya dalam waktu yang singkat, mereka mengelilingi tempat tidur Rasulullah SAW. Dengan kasar, selimut ditarik dan pedang-pedang terangkat sedia untuk dihunuskan. Namun, Ali bin Abu Thalib RA yang tidur di tempat Rasulullah SAW itu segera melompat bangun dan sedia menghadapi maut. Wajah para pemuda itu membeku pucat melihat bukan Rasulullah SAW yang tidur di situ 


"Mana Muhammad?", teriak mereka kasar 


"Aku tidak tahu!", jawab Ali bin Abu Thalib RA


Para pemuda itu kemudian menggiringi Ali bin Abu Thalib RA ke Ka'bah. Di sana mereka memukul, menendang dan menampar wajah beliau. Namun, Ali RA lebih rela mati daripada mengatakan di mana Rasulullah SAW berada. Dengan putus asa, mereka pun melepaskan Ali bin Abu Thalib RA yang telah bertahan demikian berani


Di Gua Tsur 


Saat itu Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA tiba di Gua Tsur. Selama berjalan, Abu Bakar RA sekejap melangkah di depan Rasulullah SAW, lalu di samping, kemudian pindah ke belakang. Demikianlah berulang-ulang kali


"Abu Bakar, Aku tidak mengerti perbuatanmu ini?", ucap Rasulullah SAW


"Ya Rasulullah, aku takut kita diintip. Untuk mengelabui mereka, aku berpindah-pindah berjalan dekat denganmu"


Saat itu Rasulullah SAW berjalan dengan tidak beralas kaki. Padahal Baginda SAW tidak biasa berjalan tanpa alas kaki. Akibatnya, kaki Rasulullah SAW dipenuhi luka. Tiba di Gua Tsur, Abu Bakar RA meminta Rasulullah SAW menunggu sebentar di luar. Abu Bakar RA tahu Gua Tsur banyak dihuni binatang-binatang liar, buas dan berbisa seperti ular dan kala jengking. Tidak seorang manusia pun yang berani masuk ke dalamnya


Abu Bakar RA pun masuk dan membersihkan gua tanpa menghiraukan bahaya yang ada. Dia merobek pakaiannya secarik demi secarik untuk menutup semua lubang yang terlihat. Setelah itu, dengan pakaian koyak-rabak, dia menyingkirkan batu-batu. Tiba-tiba seekor ular yang bersembunyi di balik bebatuan itu telah menggigit kakinya. Sakit sekali gigitan ular itu seperti hendak pecah kepalanya menahan sakit. Namun, Abu Bakar RA menahan rasa sakit itu dan terus bekerja tanpa bersuara


Setelah selesai, Rasulullah SAW pun masuk ke dalam gua. Penatnya Baginda SAW hingga tertidur dengan meletakkan kepala di pangkuan Abu Bakar RA. Saat itu, rasa sakit bekas gigitan ular semakin terasa menyengat sampai air mata Abu Bakar RA menitis. Setitik air mata itu jatuh di muka Rasulullah SAW. Baginda SAW bangun dengan terkejut


"Mengapa engkau menangis wahai Abu Bakar?"


"Aku di gigit ular, ya Rasulullah"


"Mengapa tidak engkau katakan dari tadi?"


"Aku takut membangunkan engkau"


Rasulullah SAW memeriksa luka Abu Bakar RA dan mengusapnya. Seketika itu juga, bengkak dan rasa sakitnya hilang. Kemudian, Rasulullah SAW bertanya, "Ke mana perginya pakaianmu?"


Abu Bakar RA menceritakan semua yang terjadi. Rasulullah SAW terharu. Baginda SAW pun berdoa, "Ya Allah, letakkan Abu Bakar kelak pada hari Kiamat pada darjatku!"

No comments:

Post a Comment