Saturday, February 6, 2021

Kisah Rasulullah SAW - Siri 14


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


Berita Untuk Umar RA


Umar RA meneruskan langkahnya menuju Darul Arqam. "Sudah jelas, Muhammad-lah yang menyebabkan semua kesengsaraan ini! Aku harus membunuhnya agar Mekah kembali damai dan tenang. Mengenai Hamzah, aku akan bertarung dengannya. Aku yang mati atau Hamzah yang mati, itu tidak membuatkan aku risau"


Tiba-tiba, lamunannya terhenti saat Nu'aim bin Abdullah menegurnya, "Hendak ke mana, wahai putra Khattab?"


"Aku akan menemui Muhammad! Dia yang menukar agama nenek moyang kita. Dia yang memecah belahkan masyarakat Quraisy. Dia yang memiliki banyak angan-angan bodoh. Dia yang mencaci tuhan-tuhan kita. Untuk semua kesalahannya itu, aku akan menebas lehernya!"


"Demi Allah, engkau telah tertipu oleh dirimu sendiri, wahai Umar! Apakah tindakanmu membunuh Muhammad akan dibiarkan saja oleh Bani Abdi Manaf? Tidakkah lebih baik engkau pulang dan mengurus keluargamu sendiri?"


Umar RA berhenti melangkah dan bertanya, "Keluargaku yang mana?"


"Saudara sepupumu sendiri, Sa'id bin Zaid bin Ammar dan isterinya yang tak lain adalah adik perempuanmu, Fatimah binti Khattab. Mereka telah mengikuti ajaran Muhammad, uruskan saja mereka dulu!"


Umar RA segera membalikkan badan dan melangkah cepat menuju ke rumah adiknya 


"Kalau itu benar, aku akan bertindak pada Sa'id bin Zaid seperti yang pernah dilakukan oleh ayahku yang garang. Al Khattab, kepada ayah Sa'id, Zaid bin Ammar! Beraninya dia memeluk Islam, sedangkan dia tahu yang aku amat membenci agama itu!"


Dengan keras, Umar bin Khattab menggetuk pintu rumah Sa'id bin Zaid dan Fatimah. Suaranya berdentum-dentam keras mengejutkan siapa saja yang ada di dalam rumah. Sudah dapat diduga, kali ini akan jatuh lagi korban dalam penganiayaan yang menimpa kaum Muslimin 


Amuk Umar bin Khattab RA


Di dalam rumah, Sa'id RA dan Fatimah binti Khattab RA sedang mengikuti ayat Al Quran yang dibacakan oleh Khabbab bin Al Arat RA. Begitu pintu berguncang diketuk Umar RA, Sa'id RA dan Fatimah RA segera menyembunyikan Khabbab RA. Fatimah RA segera menyembunyikan lembaran-lembaran yang tadi mereka baca di bawah pahanya 


Sa'id RA membuka pintu dan Umar RA bergegas masuk. "Suara apa yang baru ku dengar itu?" bentak Umar RA


" Tidak.... kami tidak mendengar suara apa pun tadi"


Seketika amarah Umar bin Khattab RA meledak, "Ku dengar kalian telah mengikuti ajaran Muhammad!"


Belum sepatah kata pun keluar dari mulut kedua suami isteri itu, pedang Umar RA sudah terayun dan hulunya mengenai Sa'id RA hingga dia jatuh tersembam di lantai dan luka. Melihat suaminya berdarah, Fatimah RA bangkit berusaha meleraikan, tetapi tangan Umar RA cepat sekali menampar wajahnya


Fatimah RA jatuh di samping suaminya dengan darah keluar dari wajahnya. Meski pun garang, Umar RA terkenal lembut dan penyayang kepada keluarganya sendiri. Melihat darah Fatimah RA, Umar RA terpaku 


"Fatimah berdarah", fikirnya. "Mengapa aku boleh sampai begitu? Aku menyayangi adikku itu sepenuh hati, seperti sayangnya ayah kepada puterinya!"


Fatimah RA yang lembut dan biasanya selalu patuh kepada Umar RA, kali ini mengangkat wajahnya, menyatakan kemarahannya pada abangnya itu 


"Baiklah", kata Fatimah. "Lakukanlah apa saja yang engkau kehendaki!"


Fatimah RA sudah sedia menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Dia rela disiksa oleh abangnya sendiri yang dari kecil begitu menyayanginya, bahkan dia rela untuk mati. Kedua tangannya terentang, seolah sedia menerima tikaman pedang Umar RA ke dadanya


Al Quran Bukan Mantera Syair


Suatu malam, Umar bin Khattab RA diam-diam mendengar Rasulullah SAW membaca Al Quran pada malam hari, Umar RA terpesona. Namun, dia berkata dalam hati, "Ah, ini pasti ucapan seorang penyair", bisik hati Umar RA


Saat itu Rasulullah SAW membaca surah Al Haqqah ayat 41


وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ ۚ قَلِيلًا مَا تُؤْمِنُونَ


"Dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya"


Umar bin Khattab RA secara senyap-senyap datang ke rumah Rasulullah SAW pada tengah malam dan mendengar Rasulullah SAW membaca Al Quran. Umar RA berkata dalam hati, "Kalau ini bukan ucapan tukang tenung, ini pasti ucapan Muhammad, bukan Firman Tuhan". Namun, dengan segera itu juga, Rasulullah SAW membaca Surah Al Haqqah ayat 43 


تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ


"Ia (Al Quran) adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan seluruh alam"

No comments:

Post a Comment