اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Derita Pemboikotan
Pemboikotan kecil-kecilan terhadap kaum muslimin sebenarnya telah lama dijalankan. Kalau ada seseorang saudagar menjadi muslim, Abu Jahal akan mengatakan , "Akan kami boikot barang-barangmu dan mengubahmu sampai jadi pengemis"
Rasulullah SAW, Bani Hasyim dan kaum muslimin diasingkan ke dalam Syi'ib, benteng kecil milik Abu Thalib. Kaum Quraisy menegaskan bahawa jika Bani Hasyim menyerahkan Rasulullah SAW, pemboikotan kepada mereka akan dicabut. Namun, bukannya merasa takut, Bani Hasyim malah semakin setia kepada Rasulullah SAW yang merupakan anggota keluarga mereka
Pemboikotan ini berjalan tiga tahun lamanya. Selama itu, hanya musim haji saja Rasulullah SAW dan para pengikutnya bebas berdakwah keluar Syi'ib. Itu pun selalu diikuti Abu Lahab sambil mengolok-olok Rasulullah SAW dengan kata-kata kasar. Pada musim haji itu, Mekah ramai didatangi para penziarah dari pelusuk jazirah
Akibat adanya pelarangan hubungan dagang, saat itu, Rasulullah SAW tidak dapat membeli makanan yang cukup. Pada waktu-waktu yang sukar, mereka sering terpaksa makan daun-daunan dan kulit-kulit pohon yang tipis. Anak-anak menangis pada malam hari kerana kelaparan. Sementara itu, orang-orang dewasa mengikat perutnya dengan batu agar tidak masuk angin
Perbuatan kejam itu juga menimbulkan rasa kasihan sebahagian orang Quraisy. Apalagi yang memiliki hubungan saudara dengan Bani Hasyim. Orang-orang itu gunakan berbagai cara menolong keluarga mereka di dalam Syi'ib
Suatu ketika Abu Jahal sedang meronda di sekitar Syi'ib. Hakim bin Hisyam bin Khuwailid dan pengikutnya berusaha membawa gandum dan makanan lain untuk makciknya yang tidak lain Khadijah RA, isteri Rasulullah SAW
Tanpa maaf, Abu Jahal memukul mereka dan merampas semua karung gandumnya
"Aku bersumpah....!", teriak Abu Jahal termengah-mengah sambil terus memukul. "Aku bersumpah tidak seorang pun yang dapat membawa makanan kepada Muhammad!"
Pada saat itu, Al Bakhtari datang sambil berkata kepada Abu Jahal. "Hei, makanan ini milik makciknya. Makciknya mengirimkan kepadanya, mengapa engkau melarangnya mengantarkan makanan tersebut kepada makciknya lagi?"
Kemudian keduanya berkelahi, Abu Jahal terluka kerana dipukul dengan tulang unta
Syi'ib Abu Thalib
Syi'ib Abu Thalib, tempat kaum muslimin dikurung, dikelilingi dinding batu tinggi yang tidak dapat dipanjat. Letaknya di Bukit Abu Qubays, sebelah timur Mekah. Pintu masuknya berupa celahan sempit dengan tinggi kurang dari dua meter yang hanya dapat dimasuki unta dengan susah payah
Derita Di Pengasingan
"Ibu aku lapar", tangis seorang anak di dalam Syi'ib
"Esok ya nak! Esok kita dapat kiriman makanan", jawab ibunya
"Tidak mahu, aku mahu makan sekarang.....". Kerana tidak kuat menahan perutnya yang perih, anak itu menangis dan menjerit-jerit
Tangisan dan jeritan anak-anak terdengar hampir setiap malam dari dalam Syi'ib. Sebahagian penduduk Mekah mulai tidak sangup melihat penderitaan Bani Hasyim, tetapi mereka takut untuk membantu
Ada empat ratus orang keluarga Bani Hasyim yang bertahan di dalam Syi'ib. Kehidupan mereka begitu dhoif dan penuh dengan kekurangan, tetapi tidak satu pun yang berniat mengkhianati Rasulullah SAW. Padahal, tidak semua anggota keluarga telah memeluk agama Islam, termasuk Abu Thalib, sang pemimpin Bani Hasyim
Kehadiran Rasulullah SAW di tengah-tengah mereka sudah cukup membuatkan mereka lupa akan segala kepayahan dan membuat mereka selalu berbahagia. Mereka mengerti bahawa Allah SWT telah memilih mereka untuk melindungi utusan-Nya dari semua musuh. Bagi Bani Hasyim, itu sebuah penghormatan yang membuat mereka tidak mahu menukar Rasulullah SAW dengan apa pun, bahkan dengan sebuah kerajaan sekali pun. Mereka bahkan menjalankan tahun-tahun pengasingan yang pahit itu dengan rasa bangga
Tidak satu pun dari empat ratus orang itu berniat untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Padahal, mereka tidak tahu bila pengasingan itu akan berakhir. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan dijalani dengan penuh harapan. Mereka semua sudah bertekad mengikuti Rasulullah SAW ke mana pun. Mereka lebih suka menjadi tawanan dari pada bebas tanpa Rasulullah SAW. Bagi mereka, hidup tanpa Rasulullah SAW adalah hidup yang tidak layak dijalani
Selama masa-masa susah itu, ada bahagian penting selain Rasulullah SAW yang menjadi teladan bagi semua penghuni Syi'ib, bagaimana mereka harus menjalani hidup dengan penuh ketabahan
No comments:
Post a Comment