Monday, April 5, 2021

Bagaimana tidur mendatangkan pahala.

 


Kata Ulama, separuh dari kehidupan manusia akan habis masanya di dalam tidur, lebih kurang 6-8 jam sehari. Bayangkan jika 70-80 tahun usianya. Berapa puluh tahun akan dihabiskan dalam tidur?


Jadikan tidur sebagai IBADAT! Ya IBADAT. Bagaimana nak jadi tidur sebagai IBADAT? Jawapan di bawah


Tidurlah dengan cara Baginda Nabi Muhammad SAW. Cara Baginda Nabi Muhammad SAW adalah SUNNAH & setiap SUNNAH itu adalah IBADAT.


Berikut adalah SUNNAH-SUNNAH cara tidur NABI MUHAMMAD SAW


1. Nabi Muhammad SAW tidak akan tidur selagi tidak habis 2 suruh iaitu AS-SAJADAH & Al Mulk


2. Tidur dalam keadaan berwudhu


3. Kibaskan tempat tidur 3 kali dengan membaca LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAH


4. Habiskan Zikir Fatimah iaitu Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 34 kali


5. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, kemudian ditiupkan ke telapak tangan dan diusapkan ke seluruh anggota badan, sebanyak tiga kali.(Bukhari, Muslim,Tirmidzi, Nasa’i)


6. Disunnahkan tidur dengan posisi dengan tulang rusuk kanan berada di bawah, muka dan badan menghadap kiblat dan telapak tangan diletakkan di bawah pipi. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi)


7. Niat untuk bangun tahajud


8. Dilarang menceritakan mimpi buruk kepada siapapun. Disunnahkan menceritakan mimpi baik kepada orang yang dipercayai. (Bukhari).


9. Membaca surat Al-kafirun. Barang siapa membaca sebelum tidur, akan terhindar dari sifat syirik (Thabrani, Abu daud, Nasa’i)


10. Membaca surat Al-Waqiah. Barang siapa membacanya setiap malam akan terhindar dari kelaparan selamanya. (Baihaqi)


12. Membaca doa tidur


13. Membaca Bismillahirahmanirrahim 21 kali


Semoga kita dapat amal dan sampaikan. Jika ia dapat memberi manfaat, silakan share

Sunday, April 4, 2021

KISAH RASULULLAH SAW - Siri 49

 


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


Merindukan Mekah


Dapatkah kita bayangkan perasaan kaum Muhajirin yang diusir dari Mekah, tanah kelahiran mereka sendiri. Rasa rindu akan Mekah semakin lama semakin menebal. Banyak sekali hal yang membuatkan kaum Muhajirin merasa demikian sebab Mekah bukan sekadar tempat lahir, melainkan juga merupakan kota yang luar biasa


Di Mekah terdapat Kaabah, rumah Allah SWT yang didirikan oleh Nabi Ibrahim AS, tempat para penduduk dan bahkan seluruh orang Arab berkunjung. Kewajiban berkunjung ke Kaabah sudah menjadi darah daging dalam diri orang Arab, baik yang Muslim mahu pun bukan. Kewajiban suci itu tidak dapat dilepaskan begitu saja, walau pun orang-orang Quraisy mencegah kedatangan setiap Muslim. Selain itu, di Mekah masih tertinggal keluarga yang mereka cintai walau pun masih dalam kehidupan syirik kerana menyembah berhala. Keluarga inilah yang sangat ingin mereka ajak ke dalam kehidupan Islam 


Di Mekah pula masih tertinggal harta benda dan barang perdagangan yang disita Quraisy tatkala mereka berhijrah. Rasa rindu kaum Muhajirin pada Mekah semakin menebal kerana mereka telah keluar dari kota itu akibat tindakan keras Quraisy. Bukan menjadi adat orang-orang Mekah untuk menyerah terhadap ketidakadilan tanpa melakukan pembalasan. Bahkan Rasulullah SAW sendiri tidak dapat melupakan Mekah


Di Mekah juga terkubur jasad Khadijah RA, kekasih yang sangat Rasulullah SAW cintai. Tidak ada negeri yang lebih Rasulullah SAW sayangi melebihi Mekah, tanah tumpah darah yang menimbulkan begitu banyak kenangan


Suatu hari, seorang lelaki datang berhijrah dari Mekah. Dia menemui Rasulullah SAW dan Aisyah RA. "Bagaimana situasi Mekah saat kau tinggalkan?", tanya Aisyah RA


Lelaki itu menggambarkan keadaan rumah-rumah, padang-padang tandus, jalan, pasar-pasar yang hiruk pikuk, serta bunga-bunga yang tumbuh di tepi jalan menuju perbukitan


Suaranya penuh pilu dan sedih


Kerinduan Rasulullah SAW begitu memuncak sehingga kedua mata Rasulullah SAW berkaca-kaca penuh linangan air mata


"Cukuplah, jangan kau bangkitkan kerinduanku", demikian ucap Rasulullah SAW. Namun, di tengah kerinduan dan beban berat mengurus umat, Rasulullah SAW juga dibahagiakan dengan pernikahan putri bongsunya, Fathimah Az Zahra RA


Orang-Orang Munafik


Salah satu tokoh paling berpengaruh yang ada di Madinah adalah Abdullah bin Ubay bin Salul Al-Aufi, salah seorang dari Bani Al-Hubla. Sebelum dan sesudahnya orang-orang Al-Aus dan Al-Khazraj tidak pernah menjadikan Pemimpin lain selain Abdullah bin Ubay bin Salul, sampai akhirnya Islam datang. Selain itu di Al-Aus terdapat tokoh berpengaruh lainnya yang ditaati dan dihormati kaumnya iaitu Abu Amir Abdu Ann Bin Shaifi bin An Nu'man, beliau adalah orang tua dari sahabat Rasulullah SAW yang bernama Hanzhalar Al-Ghasil RA. Abu Amir Bin Shaifi biasa dipanggil sebagai Pendeta oleh kaumnya. Ada pun Abdullah bin Ubay bin Salul kaumnya telah mempersiapkan mutiara sebagai mahkota untuk disematkan padanya dan menjadikan dia Raja mereka. Ketika kaumnya berpaling kepada Islam, dia menaruh dendam permusuhan kepada Rasulullah SAW dan menuduh Rasulullah SAW telah mengambil mahkota kepemimpinannya. Tatkala kaumnya masuk Islam, Abdullah bin Ubay bin Salul ikut masuk Islam namun tetap menyimpan kemunafikan dan dendam kesumat. Sementara Abu Amir Bin Shaifi memilih tetap pada kekafirannya, dia pergi bersama belasan kaumnya ke Mekah dengan meninggalkan Islam dan Rasulullah SAW


Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian memanggil dia Rahib (Pendeta), tetapi panggilah dia Fasiq"


Sebelum berangkat ke Mekah Abu Amir menemui Rasulullah SAW dan bertanya, "Agama apa yang engkau bawa?"


Rasulullah SAW bersabda, "Aku datang dengan agama yang lurus (hanifiyah). Agama Ibrahim"


Abu Amir berkata, "Aku juga menganut agama Ibrahim"


Rasulullah SAW bersabda, "Engkau tidak menganut agama Ibrahim"


Abu Amir menjawab, "Betul, aku menganut agama Ibrahim!"


"Wahai Muhammad, engkau telah memasukkan hal-hal baru ke dalam agama yang lurus (hanifiyah) yang bukan merupakan bahagian darinya"


Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak pernah melakukan itu semua. Aku datang dengan agama Ibrahim dalam keadaan putih suci"


Abu Amir berkata, "Seorang pendusta akan Allah matikan dalam keadaan terusir, terasing dan sendirian"


Rasulullah SAW bersabda, "Benar! Barangsiapa berdusta, Allah akan lakukan itu"


Demikianlah yang dilakukan musuh Allah SWT, Abu Amir, dia beranjak ke Mekah


Abdullah Bin Ubay


Abdullah Bin Ubay Bin Salul tetap terhormat pada pandangan kaumnya. Hanya saja dia selalu ragu-ragu hingga dia dikalahkan Islam, dan dia masuk Islam secara terpaksa 


Suatu hari, Rasulullah SAW menunggang keldai bersama Usamah bin Zaid bin Haritsah RA, di atas keldainya ada kain pelana yang di atasnya terdapat selimut asal Fadak yang diikat dengan serat palem. Rasulullah SAW berjalan depan Abdullah Bin Ubay Bin Salul yang sedang bernaung di bawah benteng kecil yang bernama Muzahim. Abdullah Bin Ubay Bin Salul sedang bersama beberapa orang dari kaumnya. Tatkala Rasulullah SAW melihat Abdullah Bin Ubay Bin Salul, Baginda SAW merasa malu melalui depannya dengan menunggang keldai, maka Rasulullah SAW turun dari keldainya dan mengucapkan salam lalu duduk sejenak


Rasulullah SAW membacakan Al Quran kepada Abdullah Bin Ubay Bin Salul dan mengajaknya kepada agama Allah SWT, mengingatkannya tentang Allah SWT, memberi peringatan keras, memberi khabar gembira dan ancaman padanya. Abdullah Bin Ubay Bin Salul diam seribu bahasa


Setelah Rasulullah SAW selesai berbicara, Abdullah Bin Ubay Bin Salul berkata, "Wahai Muhammad, sesungguhnya tidak ada orang yang lebih baik perkataannya dari perkataanmu. Apabila yang engkau katakan itu benar, duduk sajalah di rumahmu. Siapa pun yang datang menemuimu, bicaralah engkau kepadanya. Sedangkan orang yang tidak datang menemuimu, tidak usahlah engkau bersusah payah datang kepadanya dan mengatakan sesuatu yang orang itu tidak menyukainya"


Abdullah bin Rawahah yang sedang berada bersama beberapa dari kaum Muslimin berkata, "Benar sekali, biarkan kami yang mengajaknya ke majlis-majlis, kampung dan rumah-rumah kami. Demi Allah, inilah suatu hal yang kami sukai, sesuatu yang dengannya Allah jadikan kami mulia. Dan Dia memberi petunjuk bagi kami padanya"


Ketika Abdullah Bin Ubay Bin Salul mendengar kaumnya menentang pendapatnya, dia bersyair :


"Kala tuanmu menjadi musuhmu


Kau akan senantiasa hina dan lawanmu akan menjatuhkanmu 


Biasakah burung helang harus terbang tanpa sayapnya


Jika suatu hari bulunya di cabut, ia akan jatuh"


Rasulullah SAW beranjak dari tempat tersebut lalu pergi ke rumah Sa'ad Bin Ubadah RA. Ucapan Abdullah Bin Ubay Bin Salul masih terasa di wajah Rasulullah SAW


Sa'ad Bin Ubadah RABberkata, "Wahai Rasulullah, aku melihat sesuatu di wajahmu, apakah engkau baru mendengar hal yang tidak engkau sukai?"


Rasulullah SAW bersabda, "Betul sekali"


Sa'ad Bin Ubadah berkata, "Wahai Rasulullah, bersikap lemah lembutlah kepada Abdullah Bin Ubay Bin Salul. Demi Allah ketika engkau datang kepada kami, kami telah mempersiapkan mahkota yang akan kami berikan padanya sebagai pemimpin. Dia beranggapan engkau telah merampas mahkota kepemimpinan itu darinya"

Saturday, April 3, 2021

KELAPANGAN REZEKI, SUKSES DAN LUNAS HUTANG?

 

Baca ayat ni


Saya baca tulisan kak intan Khusairi tentang zikir dengan dua ayat terakhir surah At Taubah ni 


Katanya dia amalkan malam tu. Esok pagi bukak Whats App ada 2 orang hantar slip payment FTR. 


MashaAllah


Ayat 128 dan 129  surah At Taubah tu 


لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ


فَإِن تَوَلَّو��ا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ

 

dibaca sebanyak 7 kali selepas setiap kali solat fardhu


Kalau dalam page Ustaz Ismail Kamus menyarankan dibaca 7 kali lepas Subuh dan Magrib.


Selamat beramal

Friday, April 2, 2021

CABARAN PEMERINTAHAN ANDALUSIA

 


MISI PENYEBERANGAN SELAT GIBRALTAR (Siri 7)


Misi pasukan peninjau yang diketuai oleh Tharif bin Malik dengan membawa 500 orang berakhir dalam tempoh satu tahun. Sementara itu Musa bin Nushair giat membuat kapal-kapal bagi menyeberangi memasuki Andalusia. Apabila kapal-kapal ini siap, Musa bin Nushair telah mengirimkan 5000 orang tentera bantuan kepada Tharif bin Malik. Kemudiannya Tariq bin Ziyad pula membawa armada laut yang berjumlah 7000 orang bersamanya. Pasukan ini kemudiannya bergabung menjadikan jumlah keseluruhannya 12,000 tentera kaum Muslimin


Sebelum tiba di Andalusia, Thariq bin Ziyad telah singgah di satu gunung yang dikenali dengan Jabal Thariq atau gunung Thariq atau gunung Gibraltar. Dari gunung ini mereka menuju ke Jazirah Al-Khadhra atau Green Island. Berlaku pertempuran antara Tariq bin Ziyad dengan pasukan Tedmore pemimpin di kawasan tersebut. Peperangan tercetus apabila mereka menolak untuk menerima Islam atau membayar jizyah sedangkan harta mereka tidak akan dirampas


Pasukan Tedmore tewas dalam peperangan ini, lalu dia menghantar surat memohon bantuan dari Roderic. Al-Muqri dalam bukunya Naft Ath-Thib mencatatkan isi kandungan surat Tedmore sperti berikut,


“Segera bantu kami wahai Roderic. Kami menghadapi satu pasukan yang kami tidak tahu apakah mereka itu dari bumi atau langit? Mereka telah menginjakkan kaki ke wilayah kita ini dan aku telah berjumpa dengan mereka. Segeralah pimpin pasukan untuk menghadapi mereka”


Suatu yang menarik,  Tedmore merasa hairan melihat tentera kaum Muslimin. Setelah berjaya menewaskannya, tentera Muslimin tidak bertindak seperti para penjajah yang memasuki wilayah. Mereka tidak membunuh orang awam sesuka hati, merampas dan membakar rumah-rumah penduduk, tidak melakukan pengkhianatan pada wanita dan sebagainya


Malah lebih menghairankannya mereka hanya diseru untuk menerima Islam sebagai anutan manakala yang tidak menerimanya tidak diperlakukan dengan zalim. Tedmore melihat tentera Islam tetap mengerjakan solat dan bertahajud pada malam harinya. Sedangkan mereka adalah panglima yang hebat ketika dalam pertempuran. Gambaran manusia inilah yang menyebabkan dia mengatakan,


“Apakah mereka dari penduduk bumi atau langit?"


Dia belum pernah melihat satu pasukan tentera seperti tentera kaum Muslimin ini. Apakah reaksi Roderic setelah menerima surat dari Tedmore? Tunggu sambungannya


Rujukan utama Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, Tarikh At-Tabari, Tarikh Khulafa dan lain-lain

Thursday, April 1, 2021

CABARAN PEMERINTAHAN ANDALUSIA

 


SEJARAH AWAL PENYEBARAN ISLAM KE ANDALUSIA (Siri 6)


Julian telah menghantar wakilnya untuk bertemu dengan Tariq bin Ziyad gabenor Tanger untuk berunding. Dia menawarkan beberapa perkara bagi membantu pasukan kaum Muslimin memasuki Andalusia. Antara tawarannya adalah,


1. Julian bersetuju untuk menyerahkan pelabuhan Sabtah (Cueta) kepada kaum Muslimin. Ini adalah laluan yang penting bagi menyeberangi Selat Gibraltar. Tawaran ini tentu sekali amat bermakna bagi pasukan kaum Muslimin bagi menyelesaikan misi yang tertangguh selama ini


2. Julian menawarkan untuk memberikan segala informasi tentang laluan serta muka bumi Andalusia. Dia lebih tahu laluan dan selok belok muka bumi Andalusia


3. Sebagai imbuhan Julian meletakkan satu syarat iaitu dia mahu semua harta, bangunan dan tanah milik bekas penguasa Witiza yang telah dirampas oleh Roderic diberikan kepadanya. Jumlah hartanah milik Wizita melebihi 3000 yang sepatutnya diwariskan kepada ahli keluarganya telah menjadi milik Roderic


Tawaran dan permintaan Julian tidaklah menjadi kesukaran untuk dipenuhi kerana tujuan utama misi ke Andalusia bukanlah untuk merampas hasil mahsul negara tersebut. Dengan misi menyebarkan Islam, harta dunia ini tidak sedikit pun menambat hati para syuhada di jalan Allah SWT


Tariq bin Ziyad segera mengirimkan utusan untuk menyampaikan tawaran Julian kepada Musa bin Nushair yang pada ketika itu berada di Qairawan, Afrika Utara kini namanya Tunisia. Apabila mendengar tawaran ini maka gembiralah Musa bin Nushair. Hasrat dan doanya selama ini telah dimakbulkan oleh Allah SWT. Sebelum ini dia buntu mencari jalan untuk memasuki Andalusia, kini dengan pertolongan Allah SWT cita-citanya akan tercapai dengan mudah. Benarlah firman Allah SWT di dalam al-Quran,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ


Maksudnya : "Wahai orang-orang yang beriman, sekiranya kamu membela (agama) Allah nescaya Allah akan membela kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu"

(Surah Muhammad 47:7)


Lantas Musa bin Nushair mengirimkan utusan kepada khalifah Bani Abbasiyah Al-Walid bin Abdul Malik memohon kebenaran untuk memasuki Andalusia. Khalifah bersetuju memberikan keizinan kepadanya untuk meneruskan misi tersebut. Malah khalifah amat prihatin dengan keselamatan para tentera yang akan terlibat dalam misi ini.  Lalu khalifah meminta agar dihantar satu pasukan peninjau terlebih dahulu untuk memasukinya. Tujuannya agar kaum Muslimin dapat berhati-hati tidak masuk perangkap musuh kerana Julian dahulunya bersahabat baik dengan penguasa Andalusia. Apa-apa kemungkinan boleh sahaja terjadi


Rujukan utama Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, Tarikh At-Tabari, Tarikh Khulafa dan lain-lain

CABARAN PEMERINTAHAN ANDALUSIA

 


SEJARAH AWAL PENYEBARAN ISLAM KE ANDALUSIA (Siri 5)


Musa bin Nushair seterusnya membuat perancangan untuk menguasai kepulauan Balyar. Dengan penguasaan ini lebih mudah baginya untuk memasuki Andalusia agar tidak diserang dari arah belakang. Strategi yang disusun oleh Musa bin Nushair ini mencapai kejayaan. Seterusnya dia menempatkan kaum Muslimin di Kepulauan Balyar


Namun kekuatan pasukan kaum Muslimin masih belum cukup mantap untuk memasuki Andalusia. Musa bin Nushair perlu berhadapan dengan Roderic yang telah melakukan kudeta terhadap Raja Andalusia iaitu Witiza. Selain itu terdapat kota Sabtah (Ceuta) yang dikuasai oleh Julian yang dahulunya bersahabat baik dengan penguasa Andalusia


Musa bin Nushair khuatir jika Julian bergabung dengan Roderic tentu kaum Muslimin sukar untuk memasuki Andalusia. Bahkan kedudukan tentera Muslimin pastinya dalam bahaya. Halangan ini telah membantutkan usahanya untuk meneruskan misi ini. Apa yang terdaya dilakukan olehnya pada masa itu ialah mengukuhkan armada laut, membangunkan beberapa pelabuhan dan kapal yang besar


Hasrat untuk membawa Islam masuk ke Andalusia semakin membara dalam jiwa Musa bin Nushair. Disamping segala persiapan fizikal dia tidak pernah lupa untuk memohon pertolongan Allah SWT. Kebuntuan fikirannya akhirnya mendapat pertolongan dari Allah SWT


Julian melihat kaum Muslimin semakin hampir dengan Sabtah yang dikuasainya. Pada masa yang sama Julian menyimpan dendam dengan Roderic kerana telah membunuh Witiza yang merupakan sahabatnya semasa kudeta atau rampasan kuasa. Hubungan Julian dengan anak-anak Witiza sangat rapat sehinggakan mereka meminta bantuannya untuk menyingkirkan Roderic


Julian mendapat idea untuk berhubung dengan Musa bin Nushair bagi mengalahkan Roderic penguasa Andalusia. Apa yang terjadi?


Rujukan utama Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, Tarikh At-Tabari, Tarikh Khulafa dan lain-lain

KISAH RASULULLAH SAW - Siri 48

 


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


Mengalihkan Kiblat Ke Kaabah


Orang-orang Yahudi pun menemui Rasulullah SAW dan berkata, "Muhammad, tentu engkau sudah mengetahui bahawa semua nabi dan rasul sebelummu pergi ke Baitul Maqdis. Di sanalah sebetulnya tempat tinggal mereka. Jika engkau benar-benar seorang rasul, engkau pasti akan pergi ke sana, bukan? Anggap saja Madinah ini sebagai perantara hijrah dirimu dan umatmu dari Mekah ke Baitul Maqdis!"


Namun, saat itu juga Rasulullah SAW tahu bahawa mereka berusaha melakukan tipu daya kepada Baginda SAW. Apalagi saat itu kiblat solat kaum muslimin adalah Baitul Maqdis, bukan Kaabah di Mekah. Namun, sekali lagi, pendapat orang-orang Yahudi tadi dipecahkan oleh firman Allah SWT yang memerintahkan Rasulullah SAW dan kaum muslimin menghadap Kaabah saat sedang solat. Saat itu, genap tujuh belas bulan Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah. Allah SWT berfirman 


قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ


"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahawa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan"

Surah Al-Baqarah (2:144)


Kaum muslimin menyambut gembira peralihan kiblat ini. Sementara itu, orang-orang Yahudi sangat kesal dengan keputusan ini. Sekali lagi, mereka berusaha melakukan tipu daya dengan mengatakan, "Kami akan menjadi pengikutmu Muhammad, apabila kamu bersedia kembali mengubah kiblat ke arah Baitul Maqdis!"


Kembali firman Allah SWT turun membalas kata-kata berbisa ini :


سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ


Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata : Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?


"Katakanlah : Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus"

Surah Al-Baqarah (2:142)


وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ


"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia"

Surah Al-Baqarah (2:143)


Yahudi Mengejek Firman Allah SWT


Di tengah perdebatan antara kaum muslimin dan Yahudi di Madinah, datanglah delegasi Nasrani dari Najran. Mereka menaiki enam puluh buah kenderaan. Dengan pakaian dari Yaman yang indah, memakai cincin emas dan selendang sutera, orang-orang Nasrani itu terus menuju ke masjid dan mengerjakan solat dengan menghadap ke Timur. Beberapa sahabat hendak menegur, tetapi Rasulullah SAW mengisyaratkan agar mereka dibiarkan. Setelah solat, orang-orang Nasrani menemui Rasulullah SAW dan memberi hadiah berupa permaidani indah yang bergambar dan beberapa buah tikar dari bulu. Rasulullah SAW menolak permaidani bergambar dan menerima tikar dari bulu 


Sebenarnya, tujuan orang-orang Nasrani ini adalah untuk mengeruhkan lagi keadaan antara kaum muslimin dan orang Yahudi 


Begitu bertemu Rasulullah SAW, orang-orang Nasrani berusaha menjelaskan mengapa mereka menganggap Nabi Isa AS adalah anak Allah SWT dan mengapa mereka menyembah tiga tuhan. Satu per satu alasan itu dipatahkan Rasulullah SAW. Bahkan, Rasulullah SAW berbalik mengajak mereka menyembah Allah Yang Maha Esa dan menjelaskan kerasulannya. Namun, walau sudah demikian jelas Rasulullah SAW menyampaikan kebenaran, para pendeta Nasrani itu terus mendustakan Rasulullah SAW. Mereka tetap mengatakan bahawa Nabi Isa AS adalah putera Allah SWT dan Allah SWT itu hanya salah satu dari tiga tuhan


Akhirnya, atas perintah Allah SWT, Rasulullah SAW mengajak mereka bermubahalah dengan bersabda, "Marilah, kami ajak anak-anak kami dan anak-anak kamu, wanita kami dan wanita kamu, diri-diri kami dan diri-diri kamu bersama sungguh-sungguh berdoa, lalu kita jadikan laknat Allah SWT menimpa kepada siapa di antara kita yang berdusta"


Orang-orang Nasrani itu hendak menerima, namun Al Aqib, penasihat tertinggi mereka berkata, "Sesungguhnya, Muhammad itu adalah nabi yang diutuskan dan kamu telah mengetahui itu dengan pasti. Tidak ada suatu kaum yang bermubahalah dengan seorang nabi kecuali ia pasti hancur binasa"


Mendengarkan kata-kata itu, orang-orang Nasrani memutuskan untuk menolak usul Rasulullah SAW. Mereka memilih untuk kembali ke Najran dengan tetap memeluk agama mereka


Sepupu


Orang Arab dan Yahudi (Ibrani) boleh dikatakan mereka adalah sepupu. Nenek moyang mereka adalah Nabi Ibrahim AS. Putera sulung Nabi Ibrahim AS, iaitu Nabi Ismail AS ditempatkan di Mekah dan menjadi leluhur orang Arab. Sementara itu, putera Nabi Ibrahim AS yang lain iaitu Nabi Ishaq AS, menurunkan bangsa Yahudi